DRAG BIKE MAGELANG
Seiring makin berkembang pesatnya animo dragbike di berbagai daerah,
maka sudah seharusnya pihak penyelenggara dapat menangkap aspirasi yang
berkembang di berbagai wilayah. Dalam hal ini, tidak melulu terfokus
pada kelas-kelas yang menjadi tradisi di setiap hajatan.
Tidak kalah penting, harus jeli melihat potensi di suatu tempat
pelaksanaan dan sekitarnya. Seperti yang tersaji dalam penyelenggaraan
gelaran bertajuk Comet Dragbike 2011 yang diramaikan 350 starter dan
dihelat di lintasan Mungkid, Magelang, pekan lalu (25/9).
Ternyata
area Karesidenan Kedu, khususnya Magelang sangat antusias terhadap
kelas Sport 2 Tak Standar 150 cc (Rangka Standar) yang dominan
mengaplikasi pacuan Kawasaki Ninja. Posisi tangki tetap seperti standar
pabrik. Ditambah lagi regulasi perangsang yaitu karbu dan pengapian yang
juga standar.
Terbukti diramaikan 25 peserta lokal dan 33 dalam
open (Sport 2 Tak Standar 150 cc Rangka Standar). “Jadi kita memisahkan
antara yang open dan lokal Karesidenan Kedu,“ ujar Alief, berbendera
Crown Productions , penyelenggara hajatan yang terbilang sukses dalam
konteks petarung yang ambil bagian dan besarnya antusiasme penonton.
Sebetulnya
kelas demikian konsisten hadir saat event dipentaskan di Jogjakarta
atau di area Jawa Tengah lainnya. “Namun tidak sebanyak saat mampir di
Magelang,” timpal M Yusron, mekanik Alifka Motor yang memang berasal
dari Magelang.
So, keputusan memisahkan kategori open dan pemula
pada Sport 2 Tak Standar 150 cc (Rangka Standar) dipastikan memberikan
stimulus tersendiri. Catatan otre, di berbagai daerah tidak didesain
terpisah. Semua digabung dan disebut open dan ini yang diklaim
menghambat gairah para pemula.
Padahal mereka harus
ditimang-timang agar tidak timbul dan kemudian tenggelam. Secara logika,
idealnya memang harus dipancing dahulu dalam persaingan lokal. Ini yang
akan membangun mental bertanding.
Baru kemudian ketika sudah
berprestasi dan memang siap bisa dihadapkan dengan dragster papan atas
macam Eko Chodox, Antonius Petruk, F Tumi, Muslih Wuri, Taufik Omphong
dan lain-lain.
Menarik pula dicermati, dalam beberapa kali
kesempatan, kadang diadakan juga kelas Vespa yang sempat tenggelam
beberapa tahun belakangan. Termasuk dalam Comet Dragbike 2011 Magelang.
Terbagi dalam Standar 200 cc, 150 cc dan FFA (Free For All).
Lagi-lagi,
starter lokal yang mendominasi. Vespa Standar 200 cc hingga 27
dragbiker, Standar 150 cc hadir 5 orang dan FFA 15 dragster. “Kebanyakan
dari wilayah Karesidenan Kedu, khususnya Magelang dan anak-anakklub
Vespa yang mendominasi.
Mungkin selama ini keinginan mereka
besar namun tidak konsisten dibuka, ”tambah Alief yang berkolaborasi
dengan Mbalelo Racing Committtee aasal Semarang, juga dedengkot Green
Light ketika menghajat gelaran di Jogjakarta.
0 komentar:
Posting Komentar