anggrita rifki. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 08 Maret 2012

DRAG BIKE MAGELANG

Seiring makin berkembang pesatnya animo dragbike di berbagai daerah, maka sudah seharusnya pihak penyelenggara dapat menangkap aspirasi yang berkembang di berbagai wilayah. Dalam hal ini, tidak melulu terfokus pada kelas-kelas yang menjadi tradisi di setiap hajatan.
Tidak kalah penting, harus jeli melihat potensi di suatu tempat pelaksanaan dan sekitarnya. Seperti yang tersaji dalam penyelenggaraan gelaran bertajuk Comet Dragbike 2011 yang diramaikan 350 starter dan dihelat di lintasan Mungkid, Magelang, pekan lalu (25/9).


Ternyata area Karesidenan Kedu, khususnya Magelang sangat antusias terhadap kelas Sport 2 Tak Standar 150 cc (Rangka Standar) yang dominan mengaplikasi pacuan Kawasaki Ninja. Posisi tangki tetap seperti standar pabrik. Ditambah lagi regulasi perangsang yaitu karbu dan pengapian yang juga standar.

Terbukti diramaikan 25 peserta lokal dan 33 dalam open (Sport 2 Tak Standar 150 cc Rangka Standar). “Jadi kita memisahkan antara yang open dan lokal Karesidenan Kedu,“ ujar Alief, berbendera Crown Productions , penyelenggara hajatan yang terbilang sukses dalam konteks petarung yang ambil bagian dan besarnya antusiasme penonton.

Sebetulnya kelas demikian konsisten hadir saat event dipentaskan di Jogjakarta atau di area Jawa Tengah lainnya. “Namun tidak sebanyak saat mampir di Magelang,” timpal M Yusron, mekanik Alifka Motor yang memang berasal dari Magelang.

So, keputusan memisahkan kategori open dan pemula pada Sport 2 Tak Standar 150 cc (Rangka Standar) dipastikan memberikan stimulus tersendiri. Catatan otre, di berbagai daerah tidak didesain terpisah. Semua digabung dan disebut open dan ini yang diklaim menghambat gairah para pemula.

Padahal mereka harus ditimang-timang agar tidak timbul dan kemudian tenggelam. Secara logika, idealnya memang harus dipancing dahulu dalam persaingan lokal. Ini yang akan membangun mental bertanding.

Baru kemudian ketika sudah berprestasi dan memang siap bisa dihadapkan dengan dragster papan atas macam Eko Chodox, Antonius Petruk, F Tumi, Muslih Wuri, Taufik Omphong dan lain-lain.

Menarik pula dicermati, dalam beberapa kali kesempatan, kadang diadakan juga kelas Vespa yang sempat tenggelam beberapa tahun belakangan. Termasuk dalam Comet Dragbike 2011 Magelang. Terbagi dalam Standar 200 cc, 150 cc dan FFA (Free For All). 

Lagi-lagi, starter lokal yang mendominasi. Vespa Standar 200 cc hingga 27 dragbiker, Standar 150 cc hadir 5 orang dan FFA 15 dragster. “Kebanyakan dari wilayah Karesidenan Kedu, khususnya Magelang dan anak-anakklub Vespa yang mendominasi.

Mungkin selama ini keinginan mereka besar namun tidak konsisten dibuka, ”tambah Alief yang berkolaborasi dengan Mbalelo Racing Committtee aasal Semarang, juga dedengkot Green Light ketika menghajat gelaran di Jogjakarta.

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Anggrita 11.11.5551 2008

Back to TOP