anggrita rifki. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 08 Maret 2012

GRAND FINAL DRAG BIKE REVOLUTION PRIMAX ‘11 BLITAR

Berbagai langkah dilakukan mekanik untuk meningkatkan catatan waktu yang tercipta. Jadi bukan hanya dalam konteks mesin, juga hal lainnya. Salah satunya menyangkut konstruksi rangka pada pacuan matik. Demikian yang berlangsung dan menarik diinvestigasi dalam Grand Final Drag Bike Revolution Primax yang dilangsungkan di lintasan Jl. S Supriadi Blitar, Minggu lalu (4 Des). Yuk kita cermati lebih jauh ! Mulai rombakan sasis kudapacu Mio yang diklaim menganut tipikal Alutech, identik disebut alumunium olahan.

Sebelum perlu dipahami, misi dari para kiliker ialah mengurangi ataupun menghindari gejala wheelie atau ban depan terangkat pada pacuan matiknya. Jadi sektor dudukan mesin atau engine-mounting yang menjadi perhatian serius. Posisi poros standarnya digeser naik kisaran 8 mm hingga 12 mm. “Jenis sasis custom ini, pada bidang dudukan poros engine-mounting masih tersedia tempat membuat lubang, sehingga masih aman ketika ditinjau dari segi kekuatannya, ”terang Talqun, joki kawakan Sidoarjo yang merangkap sebagai tuner Private Gold, Kediri.

Efek signifikan dari kondisi demikian, roda belakang kesannya lebih turun dan tidak simetris dengan aspal. Tetapi saat menerima bobot pembalap, posisi mesin jadi simetris dengan aspal. “Jadi kinerja mekanis sokbreker saat rebound jadi berbalik dan cenderung menekan rangka atas hingga secara otomatis rangka depan juga ikut tertekan ke bawah. Terpenting, wheelie jadi minim terjadi,  ”timpal Rizky Unyil, dragbiker yang memperkuat tim Andtok BMS 12, Malang yang aktif di kelas Skutik s/d 200 cc dan mengaplikasi trik ini.

Berbeda dengan perlakuan Doni, tuner skutik road race yang mulai aktif di event balap karapan. Dia menambahkan sub frame penopang jok, serta centerbone tersambung dari komstir. Untuk  bahannya memakai pipa stainless 12 mm dan diteruskan pemakaian segitiga handmade dari baja dengan sumbu 19 cm. “Prinsipnya sederhana. Hanya menambah porsi bobot rangka depan, agar roda depan tak mudah terangkat, ”ungkap Doni.

Dicermati lebih lanjut, problem wheelie di kelas skutik memang menjadi momok, banyak kerugian mengurangi catatan waktu. “Ketika berlangsung di skutik, maka saat mengembalikan ke posisi stabil roda butuh jedah 2-3 detik ”analisa Mahmud tuner tim CMT Joyo, Kepanjen. Sehubungan hal ini, muncul opini dari beberapa tukang korek, bahwa penting bagi joki untuk training dahulu membawa Sport 2 tak 155 tune up. “Agar respon akselerasi sport 2 tak yang dikenal bengis, dapat dijadikan adaptasi persiapan membawa skutik 200 cc, ”wejang tuner yang lagi proses membuat gacoan skutik 200 cc, untuk persiapan even drag bike minggu depan di Mojokerto itu.

Rizky Uye-Uye, mekanik tim Uye-Uye MB KW2 Rame Rame menambahkan, skutik wheelie, memang tak bisa dipungkiri, sebab data matang korekan terbaik matik sudah banyak beredar di Jatim. Paling mantap, konsep secondary-sheave yang proses mengkopel kampas sentrifugalnya lebih singkat. Part ini berbeda pada dimensi kampas sentrifugal dan silinder nya, sebab bidangnya lebih panjang kisaran 12 mm dan lebih lebar 3,5 mm. “Sehingga transfer gasingan primary-sheave lewat V-Belt lebih sensitif diterima secondary-sheave, ”pasti Rizky.

Komponen lain, juga tersedia macam daun as-kruk dengan stroke 63 mm, setang piston Nouvo kompetisi yang lebih panjang titik small-end dan big-end, serta paket pengapian jenis AC yang gahar. “Makin oke, koreker Jatim lebih pandai menyempurnakan, mengingat datanya tak lepas dari proses kanibalan, ” kata Jati Koto, tuner P2AR Kete Kete Top, Kediri yang juga ramai menerima orderan skutik 200 cc.    

Sebagai contoh simpel ialah pemakaian jenis katup. Skutik s/d 200 cc yang diklaim rpm nya mencapai  angka 11 ribu, rentan menyebabkan katup bengkok. “Tuner Jatim lebih dulu mengaplikasi katup mobil jenis Honda kemudian dipermak, ”tegas Rovino. Lebih detailnya, profil tangkai dijadikan 5,5 mm dari versi sebelumnya 4 mm, untuk mengatasi tangkai katup bengkok. “Diameter kepala katup paling populer saat ini 31 mm dan 33 mm untuk valve-in dan exnya 25,5 mm atau 23,5 mm, ”bedah Rovino yang sukses menguasai 4 podium Sport 2 tak tune up 155 cc. 

ADI S TUYUL JUARA UMUM
Pada sisi lain, gelaran kali ini patut diberi apresiasi sehubungan dengan penggunaan kawasan Jl. S. Supriadi, Blitar. Patut dicatat, sekitar 8 tahun wilayah Blitar tidak menghadirkan kompetisi dragbike. So, menjadi catatan penting hingga kedepan akan muncul animo-animo lokal dan sekitarnya. “Kita selalu mencoba membuat gairah dragbike semakin ramai di berbagai penjuru. Ini bentuk kepedulian untuk memajukan dragbike jatim, “terang Pieter R Tayu selaku penyelenggara berbendera Pamor Enterprise.

Alhasil, kedepan dapat menjadi rujukan promotor lainnya. Lebih lanjut, sehubungan hasil akhir dari rangkaian seri Drag Bike Revolution Primax 2011, maka klasemen teratas direbut Adi S Tuyul dengan total poin 319 hingga berhak atas ganjaran hadiah Kawasaki Edge. Sedang Agung Nyambek Unyil, joki asal Sidoarjo mesti puas di urutan ke dua dengan pundi nilai 229 dan mendapat TV Flat. Sementara di urutan ketiga direnggut David Kancil (189).

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Anggrita 11.11.5551 2008

Back to TOP